Wolfgang Amadeus Mozart
Setelah saya menonton film berjudul “Amadeus”
yang mengisahkan tentang Mozart dari sudut pandang Antonio Salieri ini mengubah
pemikiran saya sebelumnya bahwa musik Mozart kebanyakan membosankan dan membuat
saya mengantuk. Ternyata banyak sekali karya-karya Mozart yang belum saya
ketahui. Menonton film tersebut membuat saya tertarik membaca buku sejarah
musik yang mengisahkan tentang Mozart agar saya dapat mengetahui lagi kisah
hidupnya dari sudut pandang yang berbeda.
Wolfgang Amadeus Mozart lahir di Salzburg,
Austria pada tanggal 27 Januari 1756. Ayahnya bernama Leopold Mozart, seorang
komposer, pemain violin dan pengarang buku tentang cara memainkan violin yang
paling penting pada masa itu (abad ke-18). Ayahnya bertugas sebagai pemusik di
Kapel Uskup Agung Salzburg. Wolfgang adalah anak Leopold yang ke-7, namun hanya
ada dua di antaranya yang hidup, yaitu Wolfgang dan kakaknya, Nannerl, yang
lahir tahun 1751.
Mozart dibesarkan dalam lingkungan puri-puri yang
indah, taman-taman yang cantik, istana-istana yang megah dan musik. Warga kota
Salzburg pun turut membantu berkembangnya daya cipta artistik. Dengan semuanya
ini, Salzburg bisa disebut sebagai kota musik.
Ketika Wolfgang berumur 3 tahun telah terlihat
minat dan bakatnya dalam seni musik. Kepandaian dan bakat musik Wolfgang
sangat luar biasa. Pada waktu dia masih berumur empat tahun saja dia sudah bisa
memainkan harpsikord; dia juga sudah bisa mengkomposisi karyanya pada waktu dia
berumur lima tahun. Nannerl juga sangat terampis sebagai pemain keyboard.
Leopold merasa yakin bahwa anak-anaknya, khususnya Wolfgang adalah anugerah
teristimewa dari surga sehingga Leopold merasa “terpanggil” untuk memamerkan
mereka di seluruh Eropa, khususnya kepada para raja dan penguasa lain yang
mempunyai uang. Sebelum hari ulang tahun Wolfgang yang ke-6, dia dibawa ke
Munchen oleh ayahnya untuk memainkan musik tersebut di depan Raja Bayern.
Kemudian, Leopold mengambil cuti panjang dari jabatannya di Salzburg supaya
dapat memusatkan perhatian pada pengembangan karir anak-anaknya. Tahun 1762,
Wolfgang dan Nannerl dibawa oleh Leopold ke istana Kaisar di Wina. Di sana
mereka tampil beberapa kali untuk Kaisar Maria Theresia. Tahun berikutnya
mereka berangkat dari Salzburg untuk suatu tur panjang yang berlangsung selama
tiga tahun. Kota-kota utama yang dikunjungi adalah Paris dan London. Di setiap
tempat, mereka mengadakan konser dan diuji baik oleh para pemusik maupun oleh
para raja. Ujian-ujian termasuk memainkan harpsikord dengan sehelai kain yang
menutupi papan tuts supaya tidak kelihatan dan membuat improvisasi pada
tema-tema yang diberikan kepadanya. Konser-konsernya juga termasuk karya-karya
Wolfgang sendiri. Ia disambut sebagai anak ajaib di setiap tempat.
Pendidikan pertama dalam bidang komposisi
diberikan ayahnya selama perjalanannya, namun anak itu belajar secara khusus
melalui pendengaran dan meniru musik para komponis lain. Selain bimbingan dari
ayahnya, tidak ada bukti bahwa Mozart belajar komposisi secara formal selama
masa kecilnya. Ada kemungkinan besar dia justru tidak pernah ikut sekolah
formal apapun. Leopold menangani seluruh pendidikan anaknya termasuk mata
pelajaran matematika, bahasa Latin, bahasa Italia, bahasa Perancis dan bahasa
Inggris. Komponis yang paling mempengaruhi Mozart pada waktu itu adalah Johann Christian
Bach yang menjadi teman keluarga Mozart di London. Pengaruh J.C. Bach terlihat
dalam simfoni-simfoni Mozart yang pertama dan dalam karya-karya keyboard yang
diciptakannya di London. Dari Bach, Mozart belajar gaya musik Italia, khususnya
opera Italia, yang menjadi suatu dasar dalam musiknya sendiri sepanjang
kariernya. Sementara keluarga Mozart sedang kembali ke Austria melalui Paris,
Mozart tertarik pada sonata-sonata Johann Schobert, seorang komponis Jerman
yang tinggal di kota itu; suatu pengaruh yang tampak langsung dalam musik
Mozart.
Akhirnya, setelah banyak pengalaman, termasuk
sakit beratnya Wolfgang beberapa kali, keluarganya kembali ke Salzburg bulan
November 1766. Mozart berada di Salzburg selama sembilan bulan, sebelum dia
keluar lagi untuk suatu kunjungan ke Wina; dari bulan September 1767 sampai
akhir tahun 1768 keluarganya berada di sana.
Di Wina, kaisar memesan opera buffa untuk teater
operanya yang berjudul “La Finta Sempilce”. Akan tetapi, opera tersebut tidak
jadi dipentaskan seperti dalam usia 12 tahun Mozart tidak dianggap lagi sebagai
anak ajaib! Dia juga menciptakan sebuah singspiel berjudul ” Bastien und
Bastienne” (singspiel adalah sebuah opera dalam bahasa Jerman, termasuk dialog
yang diucapkan). Sejak tahun 1769, kebanyakan waktunya dihabiskan di Salzburg.
Setelah menciptakan beberapa karya sakral yang termasuk sebuahmisa lengkap
untuk ibadah di Katedral Salzburg, Mozart mendapat jabatan sebagai ketua konser
untuk Istana Salzburg. Dia tidak digaji untuk jabatan ini sampai tiga tahun
yaitu mulai dari tahun 1770 hingga tahun 1773.
Puncah dari ketiga kunjungan tersebut adalah
penciptaan dan pertunjukan dua opera seria untuk Milan yang berjudul
“Mitridate” dan “Lucia Silla”. Dia juga menciptakan banyak simfoni selama masa
ini dipengaruhi oleh pada komponis italia seperti Sammartini, juga
kuartet-kuartet gesek pertama. Di Bologna, Mozart belajar kontrapung kepada
guru komposisi yang paling terkenal pada masa itu, yaitu Padre Martini. Di
antara setiap kunjungan, dia menciptakan banyak musik gerejawi, simfoni-simfoni
dan divertimento-divertimento untuk keperluan Istana Uskup di Salzburg.
Sebelum Mozart kembali ke Salzburg dari
kunjungannya yang terakhir ke Italia tahun 1773, dia tinggal dengan ayahnya di
Wina selama 10 minggu. Setelah dia sukses di Italia, ayahnya tidak ingin Mozart
bekerja seperti dia sebagai “tukang” musik yang tidak dihargai di Salzburg. Dia
berusaha mendapatkan jabatan untuk anaknya di Wina, tetapi tidak berhasil.
Sebenarnya perbuatan Leopold memamerkan anak-anaknya di setiap tempat tidak
begitu menyenangkan Kaisar Austria.
Di Wina, Mozart mendengar karya-karya Joseph
Haydn yang baru. Musik Haydn ini sangat mempengaruhi kuartet kuartet gesek dan
simfoni-simfoni Mozart pada masa itu. Michael Haydn, adik Joseph Haydn, juga
bekerja sebagai komponis di Katedral Salzburg dan mungkin juga mempengaruhi
Mozart dalam bermusik. Karya-karya pertama yang masih dianggap penting dalam
repertoar konser yaitu Simfoni No. 25 dalam G minor (K. 183) dan Simfoni dalam
A Mayor (K. 201), diciptakannya tahun 1773 dan 1774.
Selama masa 1774-1777, Mozart tinggal di Salzburg
dan menciptakan musik instrumental serta musik sakral untuk Uskup Agung
Salzburg. Tahun 1772, Uskup Agung Salzburg yang lama, yang dulu bersedia
melepaskan Leopold dan Mozart dari tugas-tugas mereka, supaya mereka dapat
mengadakan tur-tur konser, akhirnya meninggal dunia. Penggantinya, Pangeran
Hieonymus Colloredo, tidak sabar atau bertolenransi kepada keluarga Mozart atas
keinginan mereka untuk berjalan-jalan mencari prestasi.
Colloredo memiliki prinsip-prinsip kuat terhadap
musik gerejawi. Seluruh musik untuk misa, termasuk Ordinarius, Sonata Epistel
(musik orkes yang dimainkan di antara pembacaan Epistel dan pembacaan Injil),
tidak boleh lebih dari 45 menit. Hal ini berarti bahwa jenis “Misa Kantata”
(dengan setiap bagian dibagi ke dalam beberapa gerakan) harus diganti dengan
suatu jenis misa yang singkat, dengan setiap bagian utama disusun dalam satu
gerakan saja. Kebanyakan misa Mozart di Salzburg terdiri dari misa-misa “Brevis”
(pendek).
Hubungan Mozart dan Colloredo semakin menjauh.
Colloredo ingin agar para pemusiknya melaksanakan tugas mereka secara baik,
namun Mozart sering kali meminta cuti atau dibebaskan tugas untuk pergi ke
tempat lain. Akhirnya, pada bulang Agustus 1777, Mozart minta diberhentikan.
Permohonan ini segera dikabulkan sehingga dia bebas untuk mencari keuntungan di
tempat lain. Sebelum kejadian ini, musiknya telah mencapai kedewasaan.
Karya-karya penting dari masa 1775-1777 termasuk sonata-sonata piano yang
pertama, lima konserto untuk violin dan orkes, dan konserto-konserto untuk
piano, termasuk konserto piano agungnya yang pertama, yaitu K. 271 dalam Es
Mayor.
Oleh karena kewajibannya di Salzburg, Leopold
tidak dapat mengikuti Mozart pada perjalanannya untuk mencari “keuntungan” di
Paris sehingga Mozart ditemani ibunya. Mereka berangkat pada bulan September
1777, merupakan perjalanan yang memakan waktu selama 16 bulan. Pada perjalanan
mereka ke Paris, mereka berhenti di Munchen dan Mannheim. Mozart tidak ingin
meninggalkan Mannheim dengan cepat, sehingga menghabiskan waktu kira-kira lima
bulan di sana. Kekayaan kegiatan musik di Mannheim sangat menarik perhatian
Mozatl dia berteman dengan para komponis Cannabich dan Holzbauer serta banyak
dipengaruhi oleh gaya memakai orkes yang terdapat dalam tradisi Mannheim. Dia
mencoba mendapat jabatan melalui Pangeran Mannheim, tetapi tidak berhasil.
Musik yang diciptakannya di sana termasuk beberapa sonata piano, beberapa
sonata biola dan piano, serta dua konserto untuk flute dan orkes.
Alasan utama yang mendasari keputusan Mozart
untuk menetap di Mannheim adalah cintanya kepada Aloysia Weber, seorang
penyanyi sopran. Aloysia merupakan anak dari seorang pemusik dari Mannheim.
Dokumen dari seluruh kisah ini terdapat dalam surat-surat yang ditulis Mozart
kepada ayahnya. Leopold merasa sangat gelisah tentang perkembangan ini. Menurut
Leopold, keluarga Weber bukan keluarga terhormat dan mereka tidak mempunyai
koneksi-konekso yang dapat mengembangkan karir Mozart. Dengan kenaifa, Mozart
merencanakan membawa Aloysia ke Italia dan membuatnya menjadi seorang penyanyi
sopran yang terkenal di sana. Hal ini tidak jadi dilakukan karena akhirnya
Leopold, melalui surat, menyuruh Mozart meninggalkan Mannheim dan melanjutkan
perjalanannya ke Paris.
Mozart juga sempat menjadi anggota dari aliran
Freemason yaitu tahun 1784, suatu serikat pria-pria terkemuka di Wina yang
mendukung ide persaudaraan manusia di bawah Tuhan Yang Maha Esa. Gerakan ini
sangat mempengaruhinya sampai dia meninggal dan Mozart menciptakan beberapa
khusus untuk upacara-upacara Masonik. Ide-ide Masonik banyak terdapat dalam
“Die Zauberflote”, salah satu opera terakhirnya.
Pada akhir bulan November, Mozart tidak dapat
bangkit dari tempat tidurnya karena ia menderita sakit demam. Meskipun dia
dirawat oleh dua orang dokter yang paling terkemuka di Wina, tapi dia tidak
sembuh. Penyakitnya didiagnosis sebagai demam rematik. Mozart akhirnya
meninggal dunia pada tanggal 5 Desember 1791, jam satu dini hari. Koran-koran
Wina mengakui kejeniusan Mozart itu. Kematiannya disambut dengan mengadakan
Misa Requim dan pertunjukan konser-konser untuk menolong Konstanze Mozart dan
kedua anaknya. Konstanze menikah lagi tahun 1809, dan meninggal dunia tahun
1842. Isu-isu tentang Mozart dikubur secara tersembunyi sebagai orang miskin
ternyata tidak benar. Berarti seperti apa yang saya tonton di film “Amadeus”
itu, dimana pada saat Mozart di kubur di tempat pemakaman orang miskin.
Comments
Post a Comment