Wolfgang Amadeus Mozart



Setelah saya menonton film berjudul “Amadeus” yang mengisahkan tentang Mozart dari sudut pandang Antonio Salieri ini mengubah pemikiran saya sebelumnya bahwa musik Mozart kebanyakan membosankan dan membuat saya mengantuk. Ternyata banyak sekali karya-karya Mozart yang belum saya ketahui. Menonton film tersebut membuat saya tertarik membaca buku sejarah musik yang mengisahkan tentang Mozart agar saya dapat mengetahui lagi kisah hidupnya dari sudut pandang yang berbeda.
Dalam kehidupan nyata, beberapa di antara kita pasti pernah mengalami hal yang mirip dengan film “Amadeus” itu. Ketika kita melihat orang lain yang memiliki bidang yang sama seperti yang kita tekuni namun kemampuannya lebih unggul, kerap membuat kita menjadi iri hati bukannya termotivasi untuk bisa lebih baik darinya. Bukannya berusaha memperbaiki diri malah mencari kelemahan orang lain dan ingin menjatuhkannya. Barangkali inilah amanat yang ingin disampaikan film tersebut kepada kita bahwa di dunia ini ketika kita memcapai tingkat kemampuan yang kita anggap tinggi, pasti akan selalu muncul yang lebih baik dari kita seperti kata pepatah “di atas langit masih ada langit”. Berikut ini saya akan memberikan paparan yang saya rangkum dari beberapa sumber mengenai Sang Komposer Legendaris dari era Klasik, Wolfgang Amadeus Mozart.
Wolfgang Amadeus Mozart lahir di Salzburg, Austria pada tanggal 27 Januari 1756. Ayahnya bernama Leopold Mozart, seorang komposer, pemain violin dan pengarang buku tentang cara memainkan violin yang paling penting pada masa itu (abad ke-18). Ayahnya bertugas sebagai pemusik di Kapel Uskup Agung Salzburg. Wolfgang adalah anak Leopold yang ke-7, namun hanya ada dua di antaranya yang hidup, yaitu Wolfgang dan kakaknya, Nannerl, yang lahir tahun 1751.
Mozart dibesarkan dalam lingkungan puri-puri yang indah, taman-taman yang cantik, istana-istana yang megah dan musik. Warga kota Salzburg pun turut membantu berkembangnya daya cipta artistik. Dengan semuanya ini, Salzburg bisa disebut sebagai kota musik.
Ketika Wolfgang berumur 3 tahun telah terlihat minat dan bakatnya dalam seni musik. Kepandaian dan bakat musik Wolfgang  sangat luar biasa. Pada waktu dia masih berumur empat tahun saja dia sudah bisa memainkan harpsikord; dia juga sudah bisa mengkomposisi karyanya pada waktu dia berumur lima tahun. Nannerl juga sangat terampis sebagai pemain keyboard. Leopold merasa yakin bahwa anak-anaknya, khususnya Wolfgang adalah anugerah teristimewa dari surga sehingga Leopold merasa “terpanggil” untuk memamerkan mereka di seluruh Eropa, khususnya kepada para raja dan penguasa lain yang mempunyai uang. Sebelum hari ulang tahun Wolfgang yang ke-6, dia dibawa ke Munchen oleh ayahnya untuk memainkan musik tersebut di depan Raja Bayern. Kemudian, Leopold mengambil cuti panjang dari jabatannya di Salzburg supaya dapat memusatkan perhatian pada pengembangan karir anak-anaknya. Tahun 1762, Wolfgang dan Nannerl dibawa oleh Leopold ke istana Kaisar di Wina. Di sana mereka tampil beberapa kali untuk Kaisar Maria Theresia. Tahun berikutnya mereka berangkat dari Salzburg untuk suatu tur panjang yang berlangsung selama tiga tahun. Kota-kota utama yang dikunjungi adalah Paris dan London. Di setiap tempat, mereka mengadakan konser dan diuji baik oleh para pemusik maupun oleh para raja. Ujian-ujian termasuk memainkan harpsikord dengan sehelai kain yang menutupi papan tuts supaya tidak kelihatan dan membuat improvisasi pada tema-tema yang diberikan kepadanya. Konser-konsernya juga termasuk karya-karya Wolfgang sendiri. Ia disambut sebagai anak ajaib di setiap tempat.
Pendidikan pertama dalam bidang komposisi diberikan ayahnya selama perjalanannya, namun anak itu belajar secara khusus melalui pendengaran dan meniru musik para komponis lain. Selain bimbingan dari ayahnya, tidak ada bukti bahwa Mozart belajar komposisi secara formal selama masa kecilnya. Ada kemungkinan besar dia justru tidak pernah ikut sekolah formal apapun. Leopold menangani seluruh pendidikan anaknya termasuk mata pelajaran matematika, bahasa Latin, bahasa Italia, bahasa Perancis dan bahasa Inggris. Komponis yang paling mempengaruhi Mozart pada waktu itu adalah Johann Christian Bach yang menjadi teman keluarga Mozart di London. Pengaruh J.C. Bach terlihat dalam simfoni-simfoni Mozart yang pertama dan dalam karya-karya keyboard yang diciptakannya di London. Dari Bach, Mozart belajar gaya musik Italia, khususnya opera Italia, yang menjadi suatu dasar dalam musiknya sendiri sepanjang kariernya. Sementara keluarga Mozart sedang kembali ke Austria melalui Paris, Mozart tertarik pada sonata-sonata Johann Schobert, seorang komponis Jerman yang tinggal di kota itu; suatu pengaruh yang tampak langsung dalam musik Mozart.
Akhirnya, setelah banyak pengalaman, termasuk sakit beratnya Wolfgang beberapa kali, keluarganya kembali ke Salzburg bulan November 1766. Mozart berada di Salzburg selama sembilan bulan, sebelum dia keluar lagi untuk suatu kunjungan ke Wina; dari bulan September 1767 sampai akhir tahun 1768 keluarganya berada di sana.
Di Wina, kaisar memesan opera buffa untuk teater operanya yang berjudul “La Finta Sempilce”. Akan tetapi, opera tersebut tidak jadi dipentaskan seperti dalam usia 12 tahun Mozart tidak dianggap lagi sebagai anak ajaib! Dia juga menciptakan sebuah singspiel berjudul ” Bastien und Bastienne” (singspiel adalah sebuah opera dalam bahasa Jerman, termasuk dialog yang diucapkan). Sejak tahun 1769, kebanyakan waktunya dihabiskan di Salzburg. Setelah menciptakan beberapa karya sakral yang termasuk sebuahmisa lengkap untuk ibadah di Katedral Salzburg, Mozart mendapat jabatan sebagai ketua konser untuk Istana Salzburg. Dia tidak digaji untuk jabatan ini sampai tiga tahun yaitu mulai dari tahun 1770 hingga tahun 1773.
Puncah dari ketiga kunjungan tersebut adalah penciptaan dan pertunjukan dua opera seria untuk Milan yang berjudul “Mitridate” dan “Lucia Silla”. Dia juga menciptakan banyak simfoni selama masa ini dipengaruhi oleh pada komponis italia seperti Sammartini, juga kuartet-kuartet gesek pertama. Di Bologna, Mozart belajar kontrapung kepada guru komposisi yang paling terkenal pada masa itu, yaitu Padre Martini. Di antara setiap kunjungan, dia menciptakan banyak musik gerejawi, simfoni-simfoni dan divertimento-divertimento untuk keperluan Istana Uskup di Salzburg.
Sebelum Mozart kembali ke Salzburg dari kunjungannya yang terakhir ke Italia tahun 1773, dia tinggal dengan ayahnya di Wina selama 10 minggu. Setelah dia sukses di Italia, ayahnya tidak ingin Mozart bekerja seperti dia sebagai “tukang” musik yang tidak dihargai di Salzburg. Dia berusaha mendapatkan jabatan untuk anaknya di Wina, tetapi tidak berhasil. Sebenarnya perbuatan Leopold memamerkan anak-anaknya di setiap tempat tidak begitu menyenangkan Kaisar Austria.
Di Wina, Mozart mendengar karya-karya Joseph Haydn yang baru. Musik Haydn ini sangat mempengaruhi kuartet kuartet gesek dan simfoni-simfoni Mozart pada masa itu. Michael Haydn, adik Joseph Haydn, juga bekerja sebagai komponis di Katedral Salzburg dan mungkin juga mempengaruhi Mozart dalam bermusik. Karya-karya pertama yang masih dianggap penting dalam repertoar konser yaitu Simfoni No. 25 dalam G minor (K. 183) dan Simfoni dalam A Mayor (K. 201), diciptakannya tahun 1773 dan 1774.
Selama masa 1774-1777, Mozart tinggal di Salzburg dan menciptakan musik instrumental serta musik sakral untuk Uskup Agung Salzburg. Tahun 1772, Uskup Agung Salzburg yang lama, yang dulu bersedia melepaskan Leopold dan Mozart dari tugas-tugas mereka, supaya mereka dapat mengadakan tur-tur konser, akhirnya meninggal dunia. Penggantinya, Pangeran Hieonymus Colloredo, tidak sabar atau bertolenransi kepada keluarga Mozart atas keinginan mereka untuk berjalan-jalan mencari prestasi.
Colloredo memiliki prinsip-prinsip kuat terhadap musik gerejawi. Seluruh musik untuk misa, termasuk Ordinarius, Sonata Epistel (musik orkes yang dimainkan di antara pembacaan Epistel dan pembacaan Injil), tidak boleh lebih dari 45 menit. Hal ini berarti bahwa jenis “Misa Kantata” (dengan setiap bagian dibagi ke dalam beberapa gerakan) harus diganti dengan suatu jenis misa yang singkat, dengan setiap bagian utama disusun dalam satu gerakan saja. Kebanyakan misa Mozart di Salzburg terdiri dari misa-misa “Brevis” (pendek).
Hubungan Mozart dan Colloredo semakin menjauh. Colloredo ingin agar para pemusiknya melaksanakan tugas mereka secara baik, namun Mozart sering kali meminta cuti atau dibebaskan tugas untuk pergi ke tempat lain. Akhirnya, pada bulang Agustus 1777, Mozart minta diberhentikan. Permohonan ini segera dikabulkan sehingga dia bebas untuk mencari keuntungan di tempat lain. Sebelum kejadian ini, musiknya telah mencapai kedewasaan. Karya-karya penting dari masa 1775-1777 termasuk sonata-sonata piano yang pertama, lima konserto untuk violin dan orkes, dan konserto-konserto untuk piano, termasuk konserto piano agungnya yang pertama, yaitu K. 271 dalam Es Mayor.
Oleh karena kewajibannya di Salzburg, Leopold tidak dapat mengikuti Mozart pada perjalanannya untuk mencari “keuntungan” di Paris sehingga Mozart ditemani ibunya. Mereka berangkat pada bulan September 1777, merupakan perjalanan yang memakan waktu selama 16 bulan. Pada perjalanan mereka ke Paris, mereka berhenti di Munchen dan Mannheim. Mozart tidak ingin meninggalkan Mannheim dengan cepat, sehingga menghabiskan waktu kira-kira lima bulan di sana. Kekayaan kegiatan musik di Mannheim sangat menarik perhatian Mozatl dia berteman dengan para komponis Cannabich dan Holzbauer serta banyak dipengaruhi oleh gaya memakai orkes yang terdapat dalam tradisi Mannheim. Dia mencoba mendapat jabatan melalui Pangeran Mannheim, tetapi tidak berhasil. Musik yang diciptakannya di sana termasuk beberapa sonata piano, beberapa sonata biola dan piano, serta dua konserto untuk flute dan orkes.
Alasan utama yang mendasari keputusan Mozart untuk menetap di Mannheim adalah cintanya kepada Aloysia Weber, seorang penyanyi sopran. Aloysia merupakan anak dari seorang pemusik dari Mannheim. Dokumen dari seluruh kisah ini terdapat dalam surat-surat yang ditulis Mozart kepada ayahnya. Leopold merasa sangat gelisah tentang perkembangan ini. Menurut Leopold, keluarga Weber bukan keluarga terhormat dan mereka tidak mempunyai koneksi-konekso yang dapat mengembangkan karir Mozart. Dengan kenaifa, Mozart merencanakan membawa Aloysia ke Italia dan membuatnya menjadi seorang penyanyi sopran yang terkenal di sana. Hal ini tidak jadi dilakukan karena akhirnya Leopold, melalui surat, menyuruh Mozart meninggalkan Mannheim dan melanjutkan perjalanannya ke Paris.
Mozart juga sempat menjadi anggota dari aliran Freemason yaitu tahun 1784, suatu serikat pria-pria terkemuka di Wina yang mendukung ide persaudaraan manusia di bawah Tuhan Yang Maha Esa. Gerakan ini sangat mempengaruhinya sampai dia meninggal dan Mozart menciptakan beberapa khusus untuk upacara-upacara Masonik. Ide-ide Masonik banyak terdapat dalam “Die Zauberflote”, salah satu opera terakhirnya.
Pada akhir bulan November, Mozart tidak dapat bangkit dari tempat tidurnya karena ia menderita sakit demam. Meskipun dia dirawat oleh dua orang dokter yang paling terkemuka di Wina, tapi dia tidak sembuh. Penyakitnya didiagnosis sebagai demam rematik. Mozart akhirnya meninggal dunia pada tanggal 5 Desember 1791, jam satu dini hari. Koran-koran Wina mengakui kejeniusan Mozart itu. Kematiannya disambut dengan mengadakan Misa Requim dan pertunjukan konser-konser untuk menolong Konstanze Mozart dan kedua anaknya. Konstanze menikah lagi tahun 1809, dan meninggal dunia tahun 1842. Isu-isu tentang Mozart dikubur secara tersembunyi sebagai orang miskin ternyata tidak benar. Berarti seperti apa yang saya tonton di film “Amadeus” itu, dimana pada saat Mozart di kubur di tempat pemakaman orang miskin.

Comments

Popular posts from this blog

Chord Gitar Beda - Andity

Pupuh Balakbak